World AI Show Jakarta 2025 Dibuka, Dorong Adopsi AI Nasional
Panggung kecerdasan buatan (AI) global hadir di Jakarta dengan dibukanya World AI Show edisi ke-45 secara global dan kelima di ibu kota Indonesia. Acara yang diselenggarakan oleh Trescon ini mempertemukan para pemimpin industri, inovator, dan C-level eksekutif untuk membahas dan membentuk masa depan AI.
Pembukaan konferensi memberikan sinyal kuat tentang arah industri AI di Indonesia, yang ditandai oleh pidato dari perwakilan global dan suara industri nasional.
Anil Kumar, Chief Operating Officer Trescon, dalam sambutannya menekankan posisi strategis Jakarta sebagai pusat teknologi dan inovasi di Asia Selatan. Dia menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar ajang diskusi, melainkan sebuah momentum untuk aksi nyata.
“Hari ini, kita tidak hanya di sini untuk mendiskusikan ide, kita di sini untuk membentuk masa depan,” ujar Anil Kumar di hadapan para peserta.
Dia menambahkan bahwa Trescon, sebagai penyelenggara, memiliki misi untuk menyediakan platform global yang mendorong kemajuan dan inovasi dengan menghubungkan bisnis, individu, dan peluang.
Lebih lanjut, Anil Kumar secara eksplisit mengapresiasi langkah proaktif Indonesia di kancah AI. “Strategi Nasional Indonesia untuk Kecerdasan Buatan membuka jalan bagi masa depan di mana AI bersifat etis, inklusif, dan bermanfaat,” ungkapnya.
Hal ini menunjukkan adanya keselarasan antara visi platform global seperti World AI Show dengan arah kebijakan nasional, di mana Trescon berkomitmen untuk berkontribusi dalam gerakan tersebut.
Di sisi lain, suara dari dalam negeri diwakili oleh Arif Ilham Adnan, anggota komite tetap Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jakarta. Dia menyampaikan pesan dengan nada yang lebih mendesak, menyoroti bahwa adopsi AI bukan lagi sebuah pilihan bagi korporasi di Indonesia, melainkan sebuah keharusan untuk bertahan dan bersaing.
“Transformasi ini bukan opsional. Ini adalah sebuah keharusan (imperatif),” tegas Arif Ilham Adnan. Menurutnya, AI telah berevolusi menjadi kekuatan transformatif yang membentuk kembali ekonomi dan industri.
Perusahaan yang mengintegrasikan AI diyakini secara strategis akan membuka nilai yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara pendekatan yang terfragmentasi berisiko menggerus daya saing.